ﷲ¸ ❀ (`•.¸¸ﷲ¸¸.♥ “Dunia ini penuh perhiasan dan perhiasan yang paling indah ialah wanita yang Sholehah.” ♥ *•.¸¸ﷲ¸'❀ *¸¸ﷲ

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Blog Diqie Michael Heart didedikasikan untuk umum. Bagi siapa saja tanpa terkecuali, yang ingin belajar tentang bacaan-bacaan doa, silakan dapat belajar bersama kami di Blog kami ini. Semua materi yang disajikan merupakan hasil dari pembelajaran kami. Kami mohon maaf jika terdapat tulisan (khususnya tulisan arabic) serta lafadz-lafadz arab yang dilatinkan jauh dari kesempurnaan.

Diqie Michael Heart

Anda dapat menyebarluaskan semua materi yang sudah tersaji disini, dengan catatan menyertakan sumber atau link yang menuju ke Blog Ini dan/atau link langsung menuju halaman yang bersangkutan

Diqie Michael Heart

Untuk penulisan latin (arab yang dilatinkan) juga masih jauh dari kesempurnaan. Karena pasti tentu berbeda ucapannya antara mempelajari langsung dengan tulisan arab dan tulisan latin. Maka dari itu, kami sangat merekomendasikan para pembaca untuk didampingi oleh kakak, teman, orang tua atau ustadz yang lebih pintar dalam mempelajari doa-doa islami, agar hasilnya lebih fashih dalam pengucapannya serta lebih afdhol

Diqie Michael Heart

Semua gambar ilustrasi yang ada di Blog Ini merupakan hasil pencarian dari google.com, yang kemudian di edit dengan ukuran panjang dan lebar yang kami sesuaikan dengan Blog Ini. Apabila gambar hasil karya Anda terdapat di blog ini, silakan Anda hubungi kami dan dengan senang hati kami akan meresponnya.

Diqie Michael Heart

Dalam penulisan bahasa arab, kami menyadari masih banyak ke kurangan. Hal ini dikarenakan sangat terbatasnya menu-menu yang tersaji di dalam program (Ms. Word) yang kami gunakan untuk menulis bahasa arab, sehingga masih banyak kekurangan. Misalnya, dalam penulisan fathah panjang (berdiri), sejauh ini saya belum bisa menerapkannya, sehingga saya lebih memilih tidak memberikan fathat. Contoh lafadz اَللهُ , tulisan tersebut benar. Namun apabila kami menulis lafadz اَللهُمَّ , maka secara otomatis tanda fathah dan tasydid di atas huruf "Lam" akan hilang. Begitu juga dengan beberapa kalimat arab lainnya.

Thursday, March 29, 2012

Islam mengajarkan untuk bersyukur


Kata untuk bersyukur sekarang sedang mewabah, saat ini ada artis penyanyi wanita cantik yang identik dengan ucapannya “Alhamdulillah, yah”. Tapi tentunya syukur tidak hanya sekedar diucapkan di mulut saja, tapi juga diresapi dalam hati, dan diamalkan dalam perbuatan. Selain itu, hal yang tidak mudah adalah tetap bersyukur saat mendapat musibah. Misalnya kehilangan dompet yang ada uangnya, tetap bisa mengambil hikmah, dan bisa tetap bersyukur karena fisiknya tidak terluka saat kehilangan dompet. Wajar awalnya kaget bila mendapat musibah, tapi segera bisa segera mengontrol diri untuk mengambil hikmah dari musibah ini.
Manusia diciptakan mempunyai mata, telinga, dan hati agar bisa melihat, mendengar dan memahami akan tanda-tanda kekuasaan Allah. Manusia agar mencari rejeki yang halal dari karunia yang diberikan oleh Allah. Menyembahlah pada Allah, dan mintalah rezeki pada Allah, lalu syukurilah atas semua yang diterima. Manusia diperintahkan oleh Allah untuk selalu mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah, tetapi ternyata tidak banyak manusia yang bersyukur, itu karena janji Iblis akan menyesatkan manusia agar tidak bersyukur. Manusia beriman yang ikhlas tidak akan mudah tertipu oleh bisikan setan anak buah Iblis. Manusia yang beriman akan selalu berusaha bersyukur dalam keadaan apapun.
Syukur (شُكُوْر) adalah pujian pada Allah sebagai ungkapan terima kasih, dari hati, lisan dan perbuatan. Janji Allah adalah, bagi yang selalu bersyukur atas segala pemberian Allah akan ditambah nikmat hidup ini, dan bagi yang mengingkari nikmat Allah akan mendapat azab yang perih.
Semoga kita semua termasuk orang beriman yang selalu bersyukur akan karunia yang diberikan Allah, sehingga Allah akan memberikan nikmat lebih pada hidup kita…
Allah berfirman
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl : 78)
Allah berfirman
Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya”. (QS. Al Araf : 16 -18)
Allah berfirman
Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (Al Ghaafir : 61)
Allah berfirman
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (QS. An Nahl : 114)
Allah berfirman
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan. (QS. Al ‘Ankabut : 17)
Allah berfirman
Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur. (QS. Luqman : 31)
Allah berfirman
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim : 7)

Share:

Hikmah dibalik musibah (yang merupakan ujian hidup)


Status Facebook seorang teman kadang bisa membuat inspirasi tulisan. Misalnya status seperti ini “Hari yang kacau, makalah ilang, ini gak bener, yang itu gak bener, ya Allah, apa sih salahku sampai dikasih ujian kayak gini”. Aku sendiri kadang suka menulis hal yang mengagetkan aku sendiri setelah sudah tenang lalu dibaca lagi.
Sebetulnya musibah yang menimpa manusia adalah kesalahannya sendiri. Kita sering melakukan kesalahan tanpa kita menyadari, misalnya menyakiti hati orang lain secara langsung. Atau juga menjatuhkan orang di belakangnya atau ditambah-tambahin supaya seru.
Ada lagi bersikap sombong ingin dipuji oleh orang lain, padahal orang sombong ibadahnya tidak diterima oleh Allah. Dan masih banyak yang lain. Hanya saja karena kesibukan kita sendiri kita malas untuk intropeksi, menggampangkannya dengan beranggapan “Allah Maha Pengampun”. Allah akan mengampuni seseorang apabila yang bersangkutan sudah mengembalikan hak orang lain, atau minta maaf pada yang disakiti hatinya, bertaubat sungguh-sungguh dengan tidak mengulangi kesalahannya. Jadi yang beranggapan bahwa Allah Maha Pengampun itu semua kesalahan dengan mudah dimaafkan oleh Allah tidak sepenuhnya benar, mesti ada usaha intropeksi dengan sungguh-sungguh.
Orang yang sedang kena musibah apapun, tidak harus ada yang orang yang meninggal, supaya mengucapkan innalillah wa inna ilaihi roji’un (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah kami kembali). Orang beriman dan sabar akan diberi petunjuk oleh Allah untuk mengatasi masalahnya. Meminta pertolongan hanya kepada Allah, lalu Insya Allah akan ada kemudahan dibalik kesulitan.
Biasanya ujian yang merupakan musibah akan mudah menjadikan seseorang lebih taat beribadah. Tetapi bila diberi ujian keni’matan akan membuat seseorang berpaling dari Allah karena sibuk bersenang-senang.
Semoga kita semua bisa menjadi manusia beriman yang bisa selalu bersabar saat mendapat musibah dan bersyukur saat mendapat kemudahan…
Allah berfirman:
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy Syuura : 30)
Allah berfirman:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
 (QS. Al Baqarah : 155-157)
Allah berfirman:
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Ath Taghabun : 11)
Allah berfirman:
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. 
(QS. Alam Nasyr : 1-8)
Allah berfirman:
Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa. (QS. Al Fushilat : 51)

Share:

Islam mengajarkan agar bertaubat secara benar


Kata dari “Taubat” dalam bahasa Arab berarti “kembali”. Dalam konteks Islam, Taubat adalah menjauhi apa yang Allah larang kemudian kembali melakukan apa yang Allah perintahkan.
Taubat itu ditujukan Allah, Allah akan mengembalikan kepada hamba-Nya dalam bentuk ampunan. Kembali kepada jiwa yang bersih seperti saat dilahirkan yang karena pengaruh lingkungan telah banyak dikotori sehingga menumpuk banyak dosa. Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam kitab tafsirnya: “artinya adalah, taubat yang sebenarnya dan sepenuh hati, akan menghapus keburukan-keburukan yang dilakukan sebelumnya, mengembalikan keaslian jiwa orang yang bertaubat, serta menghapus keburukan-keburukan yang dilakukannya.” Orang yang tidak mau bertaubat termasuk orang yang zalim, dan bila mau bertaubat sungguh-sungguh maka Allah akan mengganti keburukan akan menjadi kebajikan.
Taubat yang benar adalah dengan
  • penyesalan mendalam
  • menghentikan perbuatan dosa
  • bertekad kuat tidak mengulangi
Berkaitan dengan hubungan sesama manusia maka hendaknya melakukan
  • mengembalikan barang yang bukan haknya
  • meminta maaf pada orang yang telah disakiti hati
Apabila barang yang diambil telah diikhlaskan maka berarti tidak perlu mengembalikan lagi. Bila sekiranya menghubungi orang yang telah disakiti hati membuat masalah tambah sulit, bisa memohon ampun pada Allah juga mendoakan yang bersangkutan mendapat kebaikan serta ampunan Allah. Dengan sering bertaubat maka Allah akan mengganti keburukan kita menjadi kebaikan.
Banyak hal yang kita tidak sadari merupakan perbuatan dosa, oleh karena itu sering-seringlah bertaubat pada Allah dan menambah amal ibadah kita. Selalu belajar tentang ajaran Islam yang benar agar kita bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah. Semoga kita termasuk golongan orang yang selalu bertaubat sehingga kita bisa meninggal dengan tenang, dan saat di akhirat mendapat tempat terbaik yaitu di surga…
Allah berfirman
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui.”
(QS Ali Imran : 135)
Allah berfirman
“Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Allah berfirman
“Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah itu, dan memperbaiki ( dirinya) sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 119)

Share:

Memahami Al Qur’an surat Ali Imran ayat 190-191 untuk hidup tenang dan bahagia


Allah berfirman
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dsn mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali Imran : 190-191)
Pernah terjadi peristiwa pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Waktu itu Bilal sudah selesai azan subuh di masjid Nabawi, Bilal menebarkan pandangannya ke seluruh ruangan masjid, tapi belum melihat kehadiran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini tidak seperti biasanya, karena biasanya, sebelum azan subuh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam udah berada di dalam masjid. Oleh karena itu Bilal mengambil inisiatif untuk menjenguk Nabi shalllallahu ‘alaihi wa sallam ke sebelah masjid, ke rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah mengetuk pintu, dan mengucapkan salam, Bilal dipersilahkan Rasulullallah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumah. Dan Bilal terheran-heran serta kaget melihat kondisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ditemukan Bilal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di atas sajadahnya. Pada tempat sujudnya penuh bekas air mata. bahkan jenggot beliau masih basah oleh air mata.
Melihat kondisi seperti itu, Bilal langsung bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang terjadi? Kenapa engkau sampai menangis seperti ini?” Dengan penuh kasih sayang Nabi menceritakan bahwa tadi malam turun wahyu, yang sangat luar biasa. Banyak umatku nanti yang hapal ayat tersebut, tetapi bagi mereka yang tidak paham kandungan makna ayat ini, maka hidupnya akan penuh dengan kecemasan, kekhawatiran, ketidak tentraman dan tidak bahagia sampai akhir hayatnya. Sebaliknya mereka yang memahami makna yang dikandung ayat ini, hidupnya akan tenang, tentram dan bahagia.
Bilal lalu meminta agar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam membacakan wahyu yang turun malam itu, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan surat Ali Imran ayat 190-191 seperti yang sudah dikutip pada awal tulisan ini.
Share:

Islam mengajarkan untuk berprasangka baik pada Allah


Orang yang dalam kondisi kurang beruntung akan mudah terseret berprasangka buruk pada Allah, atau suudzon. Misalnya kehilangan barang, tubuhnya sakit, sepertinya menggugat pada Allah kenapa diberi kejadian yang tidak mengenakkan. Bagi manusia yang beriman dan bertakwa akan selalu berusaha berprasangka baik pada Allah, walaupun mendapat kejadian yang tidak mengenakkan sekalipun. Pasti ada hikmah di balik setiap musibah.
Musibah bagi orang mukmin dikarenakan tiga hal yaitu:
  1. Mengangkat derajat bagi orang yang tertimpa musibah, karena kesabarannya terhadap musibah yang telah Alloh tetapkan.
  2. Sebagai cobaan bagi dirinya.
  3. Sebagai pelebur dosa, atas dosanya yang telah lalu.
Allah akan sesuai dengan prasangka hambaNya. Bila manusia berdo’a dan meyakini dikabulkan do’anya maka do’a itu akan terkabul, walaupun butuh kesabaran. 
Berprasangka baik pada Allah akan membuat hati tenang karena yakin ada hikmah yang dipelajari dari semua kejadian. Berprasangka baik pada Allah akan dikabulkan do’a-do’anya oleh Allah…
Allah berfirman
Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa. (QS. Al Fath : 12)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa Allah berfirman
Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah berfirman
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al A’raf : 56)

Share:

Jihad adalah mengorbankan harta dan jiwa di jalan Allah (tidak selalu berarti ke medan perang)


Jihad itu artinya dalam bahasa adalah “berjuang” atau “berusaha keras”. Sedang dalam konteks Islam berarti “berjuang keras menegakkan syariat Islam”. Kalo ada orang Barat punya persepsi jihad artinya adalah bunuh diri di medan peperangan tidak sepenuhnya benar. Peperangan dalam Islam adalah bila orang-orang Islam dizalimi kaum kafir atau diusir.
Allah berfirman:
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al Mumtahanah [60] :9)
Walau jihad itu bisa diartikan maju ke medan perang apabila orang-orang Islam diperlakukan tidak adil dengan sangat atau diusir, tapi selain itu juga jihad berarti mendirikan shalat, menunaikan zakat dan selalu berjuang di jalan Allah. Di Al Qur’an dinyatakan bahwa berjihad adalah berjuang di jalan Allah tanpa keraguan dengan memberikan harta dan jiwa di jalan Allah.
Allah berfirman:
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. (QS. Al Hajj : 78)
Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al Hujuraat : 15)
Share:

Wanita bumi yang sholehah lebih cantik daripada bidadari di surga


Bidadari itu diciptakan langsung, belum tersentuh oleh manusia dan jin. Bidadari itu sopan dan cantik, masih muda, kulitnya putih, matanya indah. Sedangkan wanita bumi yang sholehah, saat di surga akan menjadi muda lagi, bergairah, penuh cinta, lebih utama dan lebih cantik daripada bidadari karena ibadahnya pada Allah. Wajah wanita bumi yang sholehah saat di surga akan diberi cahaya oleh Allah…
Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”

Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung nasar.”

Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)
Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)
Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”
Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)
Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)
Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”
Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”
Share:

Islam mengajarkan untuk sedekah


Sedekah itu berasal dari bahasa Arab yaitu shodaqoh yang berarti pemberian seorang muslim pada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah tidak selalu berupa uang atau harta. Bahkan perbuatan baik seperti membahagiakan orang lain dengan memberikan senyuman juga merupakan sedekah.
Orang-orang yang bertakwa, selain selalu memohon ampun pada Allah, memaafkan orang lain, menahan amarah juga akan selalu berusaha melakukan sedekah dalam keadaan lapang atau sempit.
Sedekah lebih diutamakan pada kerabat terlebih dahulu, lalu pada orang-orang terdekat seperti sahabat atau tetangga. Bila sedekah dalam berupa barang sebaiknya masih dalam kondisi baik. Pahala sedekah akan hilang bila sedekah itu disebut-sebut atau pemberi sedekah menyakiti hati pada penerima sedekah.
Manfaat sedekah bila dilakukan dengan ikhlas, semata-mata hanya pada Allah, bukan karena hal lain seperti ingin mendapat pujian, maka akan dibalas oleh Allah. Balasan sedekah dari Allah bukan hanya pahala, tapi juga banyak rezeki. 
Sedekah boleh ditunjukkan pada orang lain, agar menjadi contoh yang baik. Tapi bila ada kesempatan, rajin memberikan sedekah tanpa diketahui orang lain akan dibalas oleh Allah yaitu diberi naungan saat setelah hari kiamat. 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).
Allah berfirman
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran : 133-134)
Allah berfirman
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS. Al Baqarah : 215)
Allah berfirman
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. ” (Al Baqarah : 267) 
Allah berfirman
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” (Al Baqarah : 271)
Allah berfirman
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. ” (QS. Al Baqarah : 263)
Allah berfirman
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Al Baqarah : 245)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.(1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shohih Bukhari)
Share:

Islam mengajarkan untuk ikhlas


Sedekah itu berasal dari bahasa Arab yaitu shodaqoh yang berarti pemberian seorang muslim pada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah tidak selalu berupa uang atau harta. Bahkan perbuatan baik seperti membahagiakan orang lain dengan memberikan senyuman juga merupakan sedekah.
Orang-orang yang bertakwa, selain selalu memohon ampun pada Allah, memaafkan orang lain, menahan amarah juga akan selalu berusaha melakukan sedekah dalam keadaan lapang atau sempit.
Sedekah lebih diutamakan pada kerabat terlebih dahulu, lalu pada orang-orang terdekat seperti sahabat atau tetangga. Bila sedekah dalam berupa barang sebaiknya masih dalam kondisi baik. Pahala sedekah akan hilang bila sedekah itu disebut-sebut atau pemberi sedekah menyakiti hati pada penerima sedekah.
Manfaat sedekah bila dilakukan dengan ikhlas, semata-mata hanya pada Allah, bukan karena hal lain seperti ingin mendapat pujian, maka akan dibalas oleh Allah. Balasan sedekah dari Allah bukan hanya pahala, tapi juga banyak rezeki. 
Sedekah boleh ditunjukkan pada orang lain, agar menjadi contoh yang baik. Tapi bila ada kesempatan, rajin memberikan sedekah tanpa diketahui orang lain akan dibalas oleh Allah yaitu diberi naungan saat setelah hari kiamat. 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).
Allah berfirman
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran : 133-134)
Allah berfirman
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS. Al Baqarah : 215)
Allah berfirman
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. ” (Al Baqarah : 267) 
Allah berfirman
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ” (Al Baqarah : 271)
Allah berfirman
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. ” (QS. Al Baqarah : 263)
Allah berfirman
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. Al Baqarah : 245)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.(1)Pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, (3) Seorang yang hatinya selalu terikat pada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula, (5) Seorang lelaki yang di ajak zina oleh wanita yang kaya dan cantik tapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, (6) Seseorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinfaqkan oleh tangan kanannya, serta (7) Seorang yang berzikir kepada Allah di kala sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” (Shohih Bukhari)
Share:

Blog Archive

Fans Page

Support

Heartless Background