Indah nian hidup jika penuh cinta, semua kan berjalan teratur. Kita
hidup juga karena cinta dan kasih sayang dari Allah. Kita dibesarkan
dengan cinta kasih sayang dari orang tua kita. Menginjak usia dewasa,
dikala udah dijadikan istri oleh pangeran yang kita cintai, maka kitapun
juga kebagian cinta dari suami kita.
Hidup dengan suami
tercinta. Hari2 penuh canda tawa, kemesraan, kehangatan dan penuh
tanggung jawab. Karena sebagai seorang istri kita dituntut untuk
melaksanakan aktivitas harian penuh tanggung jawab besar. Tak mudah
peralihan dari hidup sebagai seorang gadis menuju kehidupan sebagai
seorang istri. Banyak hal yang tadinya kita bisa lakukan sendiri
sekarang menjadi butuh kerjasama dari suami. Tapi semua terasa
menyenangkan, karena dipenuhi cinta suami.
Untuk mencapai puncak
kebahagiaan tersebut, tak sedikit cewek yang harus bersusah payah
menemukan calon pasangannya. Segala usaha harus dikerahkan untuk
memperoleh kebahagiaan tersebut. Disamping sifat cewek yang suka tidak
puas terhadap apa yang ia dapatkan, banyak juga yang merasa tidak puas
jika harus diberikan kesempatan oleh orang lain dalam memilih pasangan
yang ditawarkan oleh orang lain padanya.
Susah memang! Ketika
kita udah suka, eh..si cowok malah ga suka ma kita. Ada juga yang cowok
dah suka ma kita, tapi kitanya yang ga suka ma dia. Repooot! Itulah
keajaiban mencari pasangan, indah, ngalir apa adanya, sangat menikmati
bagi yang udah nemu, tinggal mengusahakan untuk mau memahami calon suami
kita aja. Saling menyayangi, namun tak harus diperlihatkan sedemikian
rupa, karena belum menikah.
Kehidupan setelah sendiri akan
berdampak bagus, manakala keseharian kita selama hidup sendiri bagus;
mempunyai akhlaqul karimah, istiqamah dijalan Allah, tidak menjalankan
apa yang dilarang Allah, dan keadaan yang demikian akan dilanjutkan
setelah menikah kelak.
Penantian panjang tak menyurutkan langkah
untuk tetap bersabar atas ujian yang dijalani, yakni menunggu akad.
Resah gelisah pasti selimuti seseorang yang bakal bina rumah tangga
bersama calonnya. Harap dan cemas, setiap saat selalu berdoa, agar
penantian yang panjang ini segera berakhir bahagia, dengan adanya akad
nikah.
Ujian dan cobaan selama masa ta'aruf dan khitbahan, akan
segera berbuah senyum kegembiraan manakala keduanya telah resmi menjadi
suami sitri. Rasa bahagia yang tiada terkira. Allah tak kan membiarkan
hambaNya berbuat maksiat, kecuali hamba tersebut yang tidak mengindahkan
aturan Allah, naudzubillah.
Ujian sebelum dan sesudah menikah,
semua kan terasa berat, namun jika masih sendiri, ujian ini terasa lebih
berat. Disamping godaan dari teman2, juga karena banyaknya cewek atau
cowok lain yang berusaha untuk dapatkan kita juga. Tinggal bagaimana
kitanya melatih diri untuk dapat mencintai calon pasangan kita dengan
serius, dan godaan tersebut tak kan hampiri kita.
Rasa jenuh
memang kadang muncul, kapan nikahnya sih? Mungkin begitu, kata hati
kita. Kita yang udah lama menunggu akad, tak kunjung datang pula. Yah!
Harus terus sabar memang! Yang pasti pernikahan tersebut kan ‘jauh lebih
dekat' dari hari kemaren.
Muncul keraguan, jika memang godaan
dari cowok atau cewek lain kita ladeni, dan bahkan sempat larut dalam
hari2 kita, meski sebentar. Namun, bagi yang berani bersumpah, bahwa
calonnyalah yang ada di hati, yang amat ia sukai dan berharap kan jadi
kekasihnya sepanjang hidup dan kehidupan di surga kelak, maka kekuatan
cinta tersebut akan ditambahkan oleh Allah.
Bisa dirasakan
teman, bagaimana rasa cemburu kita terhadap calon pasangan yang ditaksir
cowok atau cewek lain, kan berbuah cinta mendalam pada calon pasangan.
Kita akan senantiasa mendoakan dia, agar tidak tergoda oleh cewek atau
cowok lain.
Kita yang bernyawa tidak akan rela jika calon kita diambil orang, lebih2 kelak jika udah resmi jadi suami atau istri kita.
Ujian
lain adalah dari keluarga kita, saudara2 kita, teman2 kita yang udah
kadung tau peristiwa besar yang terjadi pada kita. Sedangkan hari H
pernikahan kita tidak ingin kita ungkap kemana2. Mereka akan bertanya
terus menerus pada kita, kapan nikahnya mbak atau mas? Rasa jenuh,
bosan, pada yang bertanya berkali2 juga akan muncul, jika kita tidak
bisa mengatur urusan hati, maka kita udah down duluan atau bahkan sampai
stress menghadapi hal ini. Maka, hendaknya ketika kita udah nemu
seseorang, dah dikhitbah, RAHASIAKANLAH KHITBAH KITA. Tapi SEBARKANLAH
PERNIKAHAN KITA. Jangan sampai ketika masih khitbah udah nyebar berita
tentang kisah kasih kita, karena dampaknya ga mengenakkan hati. Boro2
kita tenang, namun rasa bosan yang akhirnya menemani hari2 kita, Karena
tiap kali ada sms yang ada Cuma "kapan nikahnya? Jangan lupa undangannya
lho!" atau kalau pas ketemu, pasti kata2 mereka yang kenal dengan kita,
sedangkan diri mereka udah tau berita khitbahan kita, maka hal yang
diucapkan pasti ga jauh beda ma yang dalam sms tadi.
Maunya kita tenang, tapi malah ga jadi, itu juga karena kesalahan kita yang udah nyebarin berita khitbahan kita.
Memang,
heran juga! Kenapa mereka begitu semangat untuk mengetahui pernikahan
kita. Padahal hal khitbah udah biasa ada. Entahlah, yang pasti kita
punya banyak teman, saudara, keluarga besar kita yang begitu menyayangi
kita. Mungkin karena rasa sayang mereka yang berlimpah, akhirnya
perhatian mereka terhadap kita juga berlebih. Disamping rasa bosan
hadapi pertanyaan mereka, kita harus bersyukur pada Allah, alhamdulillah
banyak perhatian yang ngalir pada kita. Moga kata2 mereka, pertanyaan
mereka, rasa igin tahu mereka merupakan doa, agar pernikahan kita
disegerakan oleh Allah, amin.
Kuatkan hati dan pikiran untuk
hadapi ujian dari Allah yang pasti kan mendera setiap kita yang beriman
pada Allah. Hidup adalah ujian, agar kelak kita mudah dalam menjalani
kehidupan akhirat kita, amin. Penantian panjang kita, kan berbuah senyum
bahagia, kesempatan untuk meraih pahala yang besar kan segera tiba.
Dengan terus beriman kepada Allah, dan mentaati suami kita kelak.







0 comments:
Post a Comment